Label

Jumat, 26 Juli 2013

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK YANG RASIONAL


Pendahuluan
Antibiotik.  Kata ini mungkin paling sering kita dengar, apalagi bagi mereka-mereka yang sakit atau sering mengunjugi pusat pelayanan kesehatan. Fenomena saat ini yang berkembang di masyarakat awam, antibiotic adalah obat yang wajib ada setiap mereka sakit. Makanya tidak heran pertanyaan “antibiotiknya ada diresepkan dok?” terkadang menjadi hal yang lumrah di dengar di pusat-pusat pelayanan kesehatan primer. Padahal tidak semua penyakit membutuhkan antibiotic.

Penggunaan antibiotic yang benar
Antibiotic hanya dapat digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan tidak bermanfaat untuk mengobati penyakit akibat virus seperti flu ataupun batuk yang disebabkan karena alergi atau virus. Namun dalam praktek kesehariannya terkadang sering pasien meminta sendiri ke dokter untuk diberikan antibiotic agar cepat sembuh. Padahal penggunaannya harus diberikan berdasarkan penilaian oleh dokter. Dalam penggunaan antibiotic ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

1.       Dosis dan lama penggunaan
Untuk kita ketahui bersama penggunaan jenis antibiotic berserta dosisnya tidaklah sama antara satu jenis dengan jenis lain antibiotic. Kemudian satu jenis antibiotic dosisnya juga tidak sama antara orang dewasa dan anak-anak, dimana kalau orang dewasa kita biasa menggunakan dosis umum (general dosis) sedangkan untuk anak-anak kita sesuaikan dengan berat badannya. Jadi diantara anak-anakpun tidak sama dosisnya.
Kemudian lama penggunaan juga harus diperhatikan. Biasanya untuk suatu penyakit yang diduga infeksi dan diberikan antibiotic dengan daya kerja luas (spectrum lebar). Mungkin kita pernah mendapatkan nasehat seorang dokter seperti ini : “ ini obatnya saya berikan 3 kali sehari satu tablet, dan tolong dihabiskan” atau untuk anak-anak sering dokter berkata : “ ini antibiotiknya saya kasih sirup satu botol sehari 3 kali satu sendok teh dan tolong obatnya dihabiskan ya”. Saya rasa yang pernah berobat ke dokter pasti sering mendapat nasehat seperti itu.
Nah anda jangan salah sangka dulu. Nasehat itu ga ada niat dokter mau pasiennya kenyang dengan obat sampai harus dihabiskan segala padahal pasien sudah merasa sudah sehat. Yang harus kita ketahui bersama adalah, antibiotic dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri adalah suatu mekanisme perang antara yang baik dan yang jahat. Bakteri adalah  makhluk yang dapat menggandakan diri dan memperbanyak diri di dalam tubuh kita. Konsep kita sakit disebabkan karena daya tahan tubuh yang kita punyai sudah tidak mampu lagi menangkal serangan bakteri yang masuk ke tubuh kita. Nah ketika kita sakit dan diberikan antibiotic maka  disini terjadilah perang antara antibiotic dan bakteri tersebut.
Dengan jumlah bakteri yang banyak dan pemberian antibiotic, sedikit demi sedikit bakteri akan diperangi dan makin berkurang. Ketika jumlah bakteri sudah berkurang dan tidak mencapai ambang yang membuat kita sakit maka secara gejala kita akan merasa sehat. Padahal nyatanya bakteri belum habis dan karena kita sudah merasa sehat sering kita hentikan penggunaannya. Nah disinilah akan terjadi mekanisme dari bakteri yang akan kembali berkembang dan akan timbul mekanisme pertahanan diri bakteri terhadap antibiotic sehingga akan bermunculanlah bakteri-bakteri yang resisten antibiotic. Makanya nasehat suruh dihabiskan tujuannya adalah untuk membasmi kuman secara tuntas.

2.      Antibiotik jangan disimpan untuk penyakit lain
Kok jangan disimpan ? artinya setiap sakit harus beli antibiotic lagi. Nah, untuk diketahui bersama, yang namanya obat ada masa waktu pemakaiaannya. Jika sudah lewat dari itu maka khasiatnya akan berkurang dan malah bisa menjadi racun bagi tubuh. Selain itu tidak semua penyakit yang disebabkan oleh bakteri cocok dengan antibiotic yang sama karena masing-masing bakteri ada sifatnya dan antibiotic yang cocok juga berbeda-beda. Oleh karena itu pemakaian antibiotic harus sesuai dengan penilaian dokter. Hati-hati dalam menggunakan antibiotic sendiri dan sembarangan karena bisa saja kuman yang menginfeksi tidak sesuai dengan antibiotic yang kita minum.

3.      Antibiotik jangan di pakai bersama dengan orang lain
Walaupun dengan gejala penyakit yang sama, antibiotic tidak boleh pakai kongsi atau bersama dengan orang lain. Karena dosis yang diharapkan bisa tidak tercapai karena tidak cukupnya obat yang diminum. Selain itu respon tubuh masing-masing orang terhadap antibiotic juga berbeda-beda.

4.      Antibiotik bisa menyebabkan alergi
Nah ini yang penting sekali diingat dan harus benar-benar diperhatikan. Bagi pasien atau orang-orang yang mempunyai riwayat alergi makanan dan sebagainya harus memberitahukan dokter terhadap alerginya tersebut. Karena ada jenis-jenis antibiotic tertentu yang bisa menyebabkan alergi. Walaupun selama ini kasus alergi antibiotic yang diminum jarang terjadi. Tapi tidak ada salahnya kita mencegah sebelum terjadi.

Bagi mereka yang sakit dan di opname terkadang ada diberikan antibitoik suntikan. Sebelum disuntik ke dalam pembuluh darah ataupun infuse biasanya di tes sedikit dibawah kulit dan di amati selama 5-10 menit apakah ada menimbulkan merah dan gatal. Tindakan ini kita sebut dengan skin test (test kulit) bukan untuk nyiksa pasien tapi tujuannya untuk menilai ada alergi atau tidak. Karena kalau obat sudah masuk ke dalam darah tidak bisa ditarik lagi dan jika timbul alergi pasien bisa mengalami Syok dan juga bisa mengakibatkan kematian.

Jadi ada baiknya sebelum menggunakan antibiotic anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anda.

Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotic bagi masyarakat mungkin baru didengar. Tapi bagi praktisi kesehatan ini menjadi ancaman global yang sangat mengkhawatirkan. Resistensi antibiotic adalah kuman dapat menjadi resisten terhadap suatu antibiotic melalui tiga mekanisme yaitu obat tidak dapat mencapai tempat kerjanya di sel mikroba, inaktivasi obat dan mikroba mengubah tempat ikatan antibiotic.

Menurut National Institute of Allergy and Infectious Disease (2011), penyebab terjadinya resistensi antibiotic adalah mutasi genetic dan transfer genetika mikroba, sehingga menjadi lebih kebal terhadap antibiotic; penggunaan antibiotic yang tidak sesuai dengan jangka terapi yang dianjurkan yaitu kurang dari lima hari; diagnosis yang kurang tepat sehingga antibiotic yang diberikan kurang tepat; meningkatnya penggunaan antibitik dirumah sakit dan kecenderungan antibiotic dibeli bebas atau tanpa resep dokter.
Resistensi antibiotic menyebabkan infeksi yang sering menjadi sulit untuk diobati dan dapat membahayakan nyawa serta pasien yang terinfeksi memerlukan terapi yang Resistensi antibiotic menyebabkan infeksi yang sering menjadi sulit untuk diobati dan dapat membahayakan nyawa serta pasien yang terinfeksi memerlukan terapi yang lebih lama dan lebih mahal. Sudah banyak ditemukan beberapa kuman yang resisten atau kebal terhadap antibiotic diseluruh dunia.

Di Malaysia, resistensi antibiotic semakin menjadi masalah besar. Sebagai contoh, dari tahun 2007 hingga 2008, terdapat peningkatan dari 2,161 kasus bakteremia (adanya bakteri dalam darah) menjadi 2,389 kasus disebabkan Staphylococcus aureus. Bakteri multi – resistant yang lain termasuk Klebsiella pneumonia, Escherica coli, Enterococcus dan Acentobacter. Malaysia telah mengeluarkan National Antibiotic Guideline yang menyatakan aturan-aturan yang harus diikuti oleh rumah sakit dalam usaha menurunkan antibiotic.


Mari kita perangi Mikroba dengan menggunakan antibiotic dengan benar dan rasional.


Regards

dr. Andrie Gunawan