I. PENDAHULUAN
Kisah mengenai jantung bermula dari beribu-ribu tahun
yang silam ketika manusia pertama kali merasakan adanya denyutan yang
terus-menerus sepanjang hidup dalam dirinya. Berbagai misteri mengenai jantung berkembang
sesuai dengan daya imajinasi manusia, baik dikaitkan dengan mitologi,
kebudayaan, filosofi, sastra, kesenian, keagamaan, maupun ilmu pengetahuan. Jantung juga menjadi simbol
bagi emosi, rasa cinta, pengetahuan, kegembiraan atau kesedihan, penderitaan
atau kesenangan, sehat atau sakit, dan sebagainya.(1)
Pada
saat ini telah terjadi pergeseran pola penyakit di masyarakat dari penyakit
infeksi, baik infeksi saluran nafas maupun gastro intestinal yang dulu pada
saat ini masih menduduki sebab kematian utama, kepada penyakit-penyakit
degeratif seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker dan
sebagainya. Penyakit jantung dan pembuluh darah, dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir menunjukkan kenaikan yang jelas. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
yang dilakukan Departemen Kesehatan pada tahun 1986 menunjukkan bahwa penyakit
jantung menduduki urutan ke-3 sebagai penyebab kematian, dengan catatan pada
golongan umur 45 tahun ke atas penyakit kardiovaskuler menduduki urutan pertama
sebagai penyebab kematian.(2)
Penyakit
jantung valvular (katup) merupakan penyakit jantung yang masih cukup tinggi
insidensinya, terutama dinegara-negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia .
Namun demikian akhir-akhir ini, prevalensi penyakit jantung valvular ada
kecenderungan untuk menurun, sedangkan penyakit jantung koroner cenderung
meningkat. Berdasarkan penelitian yang ditemukan diberbagai tempat di Indonesia ,
penyakit jantung valvular ini menduduki urutan ke-2 atau ke-3 sesudah panyakit
jantung koroner dari seluruh jenis penyakit jantung.(3)
II. EMBRIOLOGI
Dalam
keadaan normal pada minggu ke-4 kehidupan mudigah pasangan lengkung aorta
primitive telah membentuk saluran vaskuler tunggal dalam 4 pelebaran yang
dikenal sebagai :
1.
Sinus venosus yang menerima darah venosa dan kemudian
menjadi vena kava superior dan sinus coronarius.
2.
Atrium
3.
Ventrikel
4.
Bulbus
yang merupakan bagian aorta, dan kemudian membentuk conus pulmonum dan conus
aorta.
Saluran
tersebut memanjang dan melengkung merupakan bentuk S, Bulbus dan ventrikel
merupakan bagian atas huruf S dan atrium dan sinus venosus membentuk bagian
bawahnya. Dalam proses pelengkungan dan pemutaran, atrium dan sinus menjadi
terletak diatas sebagaimana ditemukan pada jantung dewasa normal, dan ventrikel
dengan bulbus terletak di bagian bawah.
Antara
minggu ke-5 dan ke-8 kehidupan mudigah, atrium dan ventrikel dipisahkan oleh
septum tranversum menjadi 2 ruangan yang terpisah. Masing-masing ruangan dibagi
atas bagian kanan dan kiri oleh septum longitudinal. Jadi telah dibentuk suatu
bentuk dewasa berongga empat. Katup atrioventrikuler primitive dan katup
semilunar segera dibentuk. Bulbus
menjadi truncus atriosus primitive, yang kemudian dibagi oleh suatu septum
menjadi aorta dan arteri pulmonalis. Pada akhir bulan kedua kehamilan terdapat
jantung yang berongga 4 dan katup-katup yang sempurna, yang dihubungkan dengan
susunan vaskuler oleh saluran-saluran vena dan arteri yang diidentik dengan
keadaan yang ditemukan pada orang dewasa.(4)
Pembentukan katup pada jantung terutama katup
atrioventrikuler (AV) yaitu katup tricuspid dan mitral terjadi pada saat embrio
mempunyai panjang C-R 10-12 mm, dimana kedua katup atrioventrikuler dikelilingi
oleh bantalan jaringan mesenchym dari otot endocardial yang merupakan suatu
jaringan yang berfungsi sebagai klep sementara.
Katup
atrioventrikuler yang sebenarnya terbentuk dari sebagian kecil dari jaringan
ini. Hampir semua bahan yang membentuk katup atrioventrikuler berasal dari
otot-otot dinding ventrikel, lapisan dalam otot ventrikel yang dibebaskan oleh
proses penonjolan dan penguraian lebih awal. Semua katup atrioventrikuler
biasanya gemuk dan tebal, dan nanti dalam perkembangannya semua berubah menjadi
tipis dan berserat.(5)
III. ANATOMI
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya sedikit mirip pyramid dan terletak dalam pericardium di mediastinum. Pada basisnya jantung dihubungkan dengan pembuluh-pembuluh darah besar tetapi berada dalam keadaan bebas dalam pericardium.(6) Bagian depan jantung dibatasi oleh sternum dan iga 3, 4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak disebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak diatas diafragma, miring kedepan kiri dan apeks kordis berada paling depan dalam rongga dada. Batas cranial dibentuk oleh aorta asendens, arteri pulmonal dan vena kava superior.(2,7)
Gambar.1
Letak Anatomi Jantung
Pada
wanita berat normal jantung 150-300 gram dan pada pria 300-350 gram. Harus
diperhitungkan pula tinggi dan bentuk kerangka (skelet). Ukurang lain yang
harus diketahui adalah, tebal dinding ventrikel kanan 3 sampai 5 mm, dan
ventrikel kiri 13 sampai 15 mm.(4)
Jantung dibagi oleh septa
vertical menjadi bagian kanan dan kiri, dan masing-masing bagian terdiri dari
atrium dan ventrikel.(2,6) Antara atrium, ventrikel, dan pembuluh
darah besar yang keluar dari jantung terdapat katup-katup jantung, yaitu katup
atrioventrikular (mitral dan tricuspid)
dan katup semilunar (katup aorta,
pulmonal).(2) Katup antrioventrikularis memisahkan atrium dengan
ventrikel, dan katup semilunaris memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari
ventrikel yang bersangkutan. Keempat katup jantung berfungsi mempertahankan
aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung. Katup-katup ini membuka dan
menutup secara pasif, menanggapi perubahan tekanan dan volume dalam bilik-bilik
jantung dan pembuluh darah.(8)
Gambar
2. Potongan longitudinal jantung
Katup Atrioventrikularis
Daun-daun
katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan
mempunyai tiga buah daun katup. Katup
mitralis memisahkan atrium dan ventrikel kiri merupakan katup bikuspidalis
dengan dua buah daun katup.(8) Katup trikuspidalis mempunyai
keliling lingkaran 12 cm sedangkan katup mitral mempunyai keliling lingkaran 10
cm.(4)
Daun
katup dari kedua katup itu tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan
fibrosa yang disebut korda tendinea.
Korda tendinea akan meluas menjadi otot papilaris,
yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel. Korda tendinea menyokong katup pada
waktu kontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam
atrium.(8)
Gambar
3. Katup-Katup pada Jantung
Katup Semilunaris
Kedua
katup semilunaris sama bentuknya; terdiri dari tiga daun katup simetris
menyerupai corong, yang tertambat dengan kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel
kiri dan aorta, sedangkan katup
pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteia pulmonalis. Katup
semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteri pulmonalis ke
dalam ventrikel sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat.(9) Katup
pulmonal mempunyai keliling lingkaran 8,5 cm, sedangkan katup aorta 7,5 cm.(4)
KATUP
MITRAL
Dalam membicarakan katup mitral tidak terlepas dari bagian jantung sebelah kiri yaitu atrium kiri dan ventrikel kiri, sebab katup mitral memisahkan atrium kiri dan ventrikel kiri.(8) Aliran darah yang melewati katup mitral diatur oleh interaksi antara atrium, annulus fibrosus, daun katup, korda tendinea, otot papilaris dan otot ventrikel. Keenam komponen ini membentuk kompleks mitral yang secara fungsional harus diperhitungkan sebagai satu unit.(2,6)
Gambar
4. Katup Mitral
Katup mitral melindungi ostium
atrioventrikulare, ia terdiri atas dua cuspis (daun katup) , satu cuspis
anterior dan satu cuspis posterior, yang strukturnya sama dengan katup
trikuspidalis.(6) Katup ini menyerupai topi uskup yang terdiri atas
dua baga. Daun-daun katup berasal dari suatu cincin jaringan ikat yang
merupakan “kerangka” jantung yang memisahkan otot-otot atrium dari otot-otot
ventrikel. Daun-daun katup melekat pada ujung-ujung otot papilaris dengan
perantaraan korda tendinea.(9)
Daun
katup anterior pada katup mitral lebih lebar dan lebih mudah bergerak, melekat
seperti tirai dari basal ventrikel kiri dan meluas secara diagonal sehingga
membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur keluar. Alur masuk ventrikel
kiri berbentuk seperti corong , mulai dari annulus mitral, kemudian dengan daun
katup mitral melekat pada otot papilaris melalui korda tendinea. Alur keluar
ventrikel kiri dibatasi oleh katup anterior, septum dan dinding depan ventrikel
kiri. Daun katup anterior berbentuk segitiga, dihubungkan dengan kedua bibir
daun katup posterior melalui komisura, sedangkan daun katup posterior berbentuk
segiempat, lebih panjang, lebih kaku dan menempati dua pertiga lingkaran cincin
mitral. Daun katup posterior mitral melekat pada otot papilaris melalui korda
tendinea. Daun katup posterior terdiri dari 3 lengkungan yang tidak terpisah
satu sama lain, yaitu skalop lateral, intermedial dan medial.(2)
Cincin Mitral. Cincin yang menandai garis
batas dari lembaran daun katup lebih berbentuk seperti huruf D daripada
berbentuk lingkaran yang digambarkan pada katup buatan. Terdapat suatu garis
lurus yang menghubungkan antara katup aorta dengan yang belakangan antara batas
ventrikel dan katup mitral. Didaerah ini katup aorta mempunyai suatu serat
fibrosa yang berhubungan dengan satu atau dua lembaran daun katup mitral.
Perluasan dari jaringan fibrosa ini merupakan suatu yang ekstrim dari area yang
berhubungan langsung dengan bagian kanan dan kiri dari trigonum fibrosa. Jalur
konduksi atrioventrikular melewati trigonum fibrous kanan.(10)
Otot papilaris terletak pada kedua
dinding ventrikel dibawah komisura dan merupakan proyeksi penonjolan trabekula
karnae, baik berbentuk tunggal atau ganda. Otot papilaris pada ventrikel kiri
terdiri dari bagian anterior dan posterior. Otot papilaris anterior terletak
pada komisura antero-lateral, sedangkan otot papilaris posterior pada komisura
postero-medial. Penonjolan otot papilaris dalam ventrikel kiri pada bagian
sepertiga distal dan pertengahan ventrikel kiri. (2,5)
Korda tendinea. Katup mitral dihubungkan
dengan otot papilaris oleh korda tendinea, yaitu jaringan ikat kuat berbentuk
tali pengikat yang melekat pada ujung-ujung otot papilaris. Di dalam ventrikel
kiri, ditemukan korda tendinea anterior yang melekat pada otot papilaris
anterior menuju ujung daun katup mitral anterior dan posterior. Korda tendinea
posterior yang melekat pada otot papilaris posterior menuju pinggir kedua daun
katup mitral. Seluruh pinggir daun katup bertaut melalui serabut-serabut kecil tali korda untuk
bertemu dengan serabut yang lebih besar kemudian melekat pada otot papilaris.(2,5)
Gambar 5. (a) Cincin mitral, (b) Chorda tendinea & Musculus Papilaris
IV. FISIOLOGI
Katup mitral berfungsi mengontrol aliran darah dari
atrium kiri ke ventrikel kiri,(11) membawa darah yang kaya oksigen
dari paru-paru ke atrium kiri dan sampai ke ventrikel.(7)
Fungsi kerja dari katup mitral sesuai dengan
peristiwa-peristiwa mekanis dari siklus jantung, systole atau kontraksi ventrikel dan diastole atau relaksasi dari ventrikel, yang terdiri dari lima
fase.(8)
1.
Mid-diastole
: Fase pengisian lambat dari ventrikel atau diastasis. Baik atrium maupun
ventrikel dalam keadaan istirahat. Darah yang masuk ke dalam atrium melalui
pembuluh darah vena mengalir secara pasif ke ventrikel malalui katup AV yang
terbuka, katup semilunar tertutup.(8)
2.
Diastole
lanjut (sistolik atrium) : Otot atrium berkontraksi, memberikan tambahan 20%
sampai 30% pada isi ventrikel.(8) Kontraksi atrium ikut mendorong
darah ke dalam ventrikel, tetapi sekitar 70% pengisian ventrikel terjadi secara
pasif selama diastolic. Kontraksi otot atrium yang melingkari orifisium vena
kava superior dan inferior serta vena pulmonalis mempersempit lubang orifisium
tersebut, dan kelembaman darah yang bergerak kearah jantung cenderung menahan
darah didalamnya.(12)
3.
Sistole
awal : Pada permulaan sistolik ventrikel, katup mitralis dan trikuspidalis (AV)
menutup. Otot ventrikel pada mulanya hanya sedikit memendek, tetapi tekanan
intraventrikel meningkat secara tajam sewaktu miokardium menekan darah didalam
ventrikel. Periode kontraksi
isovolumetrik (isovolumik, isometric) ini berlangsung sekitar 0,05 detik,
sampai tekanan di ventrikel kanan dan kiri melebihi tekanan di aorta (80 mmHg)
dan arteri pulmonalis (10 mmHg), katup aorta dan pulmonalis terbuka. Selama
kontraksi isovolumetrik, Katup AV menonjol ke dalam atrium, menyebabkan
peningkatan tekanan atrium yang kecil tetapi tajam.(12)
4.
Sistole
lanjut : Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di pembuluh darah,
maka katup semilunaris akan terbuka dan terjadilah ejeksi ventrikel ke dalam
sirkulasi pulmonal dan sistemik.(8)
Penyemprotan mula-mula berlangsung
cepat, kemudian berlangsung lambat seiring dengan kemajuan sistolik. Tekanan
intraventrikel meningkat sampai maksimum dan kemudian sedikit menurun sebelum
sistolik ventrikel berakhir. Tekanan ventrikel kiri puncak adalah 120 mmHg, dan
tekanan ventrikel kanan puncak adalah 25 mmHg atau lebih kecil. Pada akhir
sistolik tekanan aorta sebenarnya lebih besar dari ventrikel, tetapi untuk
jangka waktu yang singkat momentum tetap mendorong darah. Katup AV tertarik ke
bawah oleh kontraksi otot ventrikel, dan tekanan atrium turun. Saat istirahat,
Jumlah darah yang disemprotkan oleh setiap ventrikel per denyut adalah 70-90
mL. Volume ventrikel diastolic-akhir
adalah sekitar 130 mL. Dengan demikian, sekitar 50 mL darah tetap berada
disetiap ventrikel pada akhir sistolik. (Volume
ventrikel sistolik-akhir), dan fraksi semprotan (ejection fraction), persen volume ventrikel diastolic-akhir yang
disemprotkan setiap kali denyutan adalah sekitar 60 %. Fraksi semprotan
merupakan indeks fungsi ventrikel yang bermanfaat.(12)
5.
Diastole
awal : Ventrikel dalam keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi maka
tekanan ventrikel turun sampai lebih rendah dari tekanan atrium. Akibatnya
katup semilunaris tertutup. Keadaan istirahat ini berlangsung terus-menerus
sampai tekanan ventrikel lebih rendah dari tekanan dalam atrium sehingga katup
AV membuka. Periode antara penutupan katup semilunaris dan terbuka katup AV
disebut relaksasi isovolumik karena
volume ventrikel tetap konstan walaupn tekanan ventricular terus menurun.
Dengan terbukanya katup AV ini, maka
dengan cepat ventrikel terisi oleh darah vena yang telah terkumpul dalam
atrium. Kira-kira 70% sampai 80% dari pengisian ventrikel terjadi
selama tahap ini.(8)
Gambar
6. Peristiwa Mekanis dan Siklus Jantung
Selama
diastole (relaksasi ventrikel), tepi-tepi kuspis dari katup mitral bergerak
memisah satu sama lain sehingga katup akan terbuka. Bila tekanan dalam
ventrikel meningkat (systole), lembar-lembar pengepak menyebar dan saling
mendekati sehingga katup tertutup.(9)
(a) Fase
Diastole Ventrikel (b)
Fase Sistole Ventrikel
Gambar
7. Pembukaan dan Penutupan Katup Jantung
Dengan
demikian fungsi dari katup mitral pada penambahan dan pengurangan isi ventrikel
yaitu pada saat diastolic dari ventrikel, katup mitral dan tricuspid membuka,
aorta dan pulmonal menutup, sedangkan pada saat sistolik dimana ventrikel
berkontraksi, maka katup mitral dan tricuspid menutup untuk mencegah terjadinya
aliran darah balik melalui katup tricuspid dan mitral kembali ke atrium.(11)
V. KELAINAN-KELAINAN KATUP MITRAL
V.1. Stenosis Mitral
Secara
definisi stenosis mitral dapat diartikan sebagai blok aliran darah pada tingkat
katup mitral, akibat adanya perubahan struktur mitral leaflets, yang menyebabkan
tidak membukanya katup mitral secara sempurna pada saat diastolic. Dalam
keadaan normal luas pembukaan katup mitral berkisar antara 4-6 cm2. (3)
Stenosis
mitral terjadi karena adanya fibrosis dan fusi komisura katup mitral pada waktu fase penyembuhan
demam rematik. Terbentuknya sekat jaringan ikat tanpa pengapuran yang
mengakibatkan lubang katup mitral pada waktu diastole lebih kecil dari normal.(2)
Perubahan
Anatomis
Perubahan
anatomis pada stenosis mitral dapat terjadi pada :
1.
Komisura, menyebabkan saling
mendekat satu sama lain dan bentuknya akan berubah.
2.
Cups, daun katup, menjadi
menebal serta berubah kea rah jaringan fibrosa.
3.
Chorda tendinea menebal, memendek serta dapat
saling mendekat.
Perubahan
anatomis ini bisa saja berdiri sendiri, tetapi dapat juga terjadi dalam
kombinasi, sekitar 50% stenosis mitral merupakan kelainan struktur campuran,
misalnya pada komisura dan cups, sedangkan pada komisura sendiri
sekitar 30%, penebalan cups saja terdapat pada kira-kira 15%, sedangkan
penebalan atau perubahan pada chordae saja kira-kira sekitar 10% dari seluruh
stenosis mitral.
Karakteristik
katup mitral yang mengalami stenosis ini mempunyai pinggir saling melekat,
chordae mengalami fusi, bentuknya menjadi funnel shaped, orificium seperti
mulut ikan. Dalam pergerakannya, katup mitral yang mengalami stenosis ini akan
sulit membuka, tetapi kadang-kadang juga disertai penutupan yang sulit,
sehingga cenderung terjadi regurgitasi ringan, insufisiensi mitral. Apabila kelainan anatomis banyak terdapat pada chorda tendinea, maka
akan lebih cenderung memperlihatkan regurgitasi tersebut.(3)
Perubahan
Fisiologis
Berkurangnya
luas efektif lubang mitral menyebabkan berkurangnya daya alir katup mitral.(2)
Apabila pembukaan katup mitral ini 2 cm2 (mild stenosis), maka sudah timbul perubahan hemodinamik, dimana
darah dari atrium hanya dapat masuk ke ventrikel kiri, apabila didorong oleh
pressure gradient yang abnormal. Apabila pembukaan katup mitral < 1 cm2
maka hal ini merupakan stenosis mitral berat.(3) Hal ini akan meningkatkan
tekanan di ruang atrium kiri, sehingga terjadi perbedaan tekanan pada atrium
kiri dan ventrikel kiri waktu diastole. Jika perbedaan tekanan ini tidak
berhasil mengalirkan jumlah darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh,
maka akan terjadi bendungan di atrium kiri dan selanjutnya akan memberikan
bendungan vena dan kapiler paru. Bendungan ini akan menyebabkan terjadinya
sembab intertisial dan kemudian mungkin terjadi sembab alveolar. Pada tahap
selanjutnya tekanan arteri pulmonal akan meningkat, kemudian terjadi pelebaran
ventrikel kanan dan insufisiensi pada katup tricuspid atau pulmonal. Pada
akhirnya vena-vena sistemik akan mengalami bendungan pula, seperti pada hati,
kaki dan lain-lain.(2)
.
V.2 Insufisiensi Mitral
Insufisiensi mitral adalah
keadaam dimana terdapat refluk darah dari ventrikel kiri ke dalam atrium kiri
pada saat sistolik, akibat katup mitral
tidak menutup secara sempurna.(3)
Perubahan
Anatomis
Perubahan struktur anatomis pada regurgitasi mitral dapat
terjadi pada annulus mitralis, daun
katup, chordae tendinea dan muskulus
papilaris. Annulus mitral terjadi
perkapuran (kalsifikasi).(3) Selain itu dapat juga disebabkan :
-
Otot
papilaris lemah karena meradang
-
Otot
papilaris putus karena trauma
-
Prolaps
katup
-
Cincin
katup melebar mengikuti dilatasi atrium kiri
atau ventrikel kiri.(13)
Dalam
keadaan normal, lingkaran annulus mitral mempunyai keliling 10 cm, pada
beberapa kondisi abnormal, misalnya pada kalsifikasi idiopatik yang sering
dijumpai pada usia tua, annulus menjadi
kaku dan tidak dapat mengecil secara sempurna. Ruptur chordae tendinea dapat juga timbul sebagai akibat dilatasi akut
ventrikel kiri oleh berbagai etiologi. Kerusakan musculus papilaris juga dapat
menimbulkan regurgitasi. Daerah musculus papilaris merupakan bagian jantung
yang paling sensitive terhadap proses iskemia, karena merupakan daerah system coronary vascular yang paling distal.(3)
Perubahan
Fisiologis
Selama
fase sistol terjadi regurgitasi (aliran balik) ke atrium kiri. Mengakibatkan
gelombang tekanan yang tinggi di atrium
kiri, sedangkan aliran ke aorta berkurang. Waktu diastol darah mengalir dari
atrium ke ventrikel. Darah dari atrium kiri tersebut berasal dari paru-paru
melalui vena pulmonalis dan juga darah regurgitasi yang berasal dari ventrikel
pada waktu systole sebelumnya. Ventrikel kiri cepat distensi, apeks bergerak ke
bawah secara mendadak, menarik katup , korda dan otot papilaris. Hal ini
menimbulkan vibrasi dan membentuk bunyi jantung ketiga.(2)
Malformasi dari
katup mitral dapat menyebabkan stenosis ataupun insufisiensi, bahkan sejumlah
lesi dapat menyebabkan keduanya sekaligus.
Berikut ini
beberapa kelainan congenital yang mempengaruhi keadaan katup mitral :
Tabel 1.
Kelainan congenital dan pengaruhnya terhadap katup mitral(14)
NO
|
Kelainan
Kongenital
|
Kondisi
Katup Mitral
|
|
Stenosis
|
Insufisiensi
|
||
1.
|
Displasia Katup Mitral
|
Ö
|
|
2.
|
Hipoplasia Katup Mitral
|
Ö
|
|
3.
|
Parachute mitral valve
|
Ö
|
|
4.
|
Supravalvar mitral ring
|
Ö
|
|
5.
|
Abnormal chordal attacmenth
|
Ö
|
|
6.
|
Ebstein Malformation of the mitral
valve
|
Ö
|
|
7.
|
Mitral
|
Ö
|
VI. KESIMPULAN
1.
Penyakit
jantung valvular (katup) merupakan penyakit jantung yang masih cukup tinggi
insidensinya, berdasarkan penelitian yang ditemukan diberbagai tempat di Indonesia ,
penyakit jantung valvular ini menduduki urutan ke-2 atau ke-3 sesudah panyakit
jantung koroner dari seluruh jenis penyakit jantung.
2.
Dalam
keadaan normal pada minggu ke-4 kehidupan mudigah pasangan lengkung aorta
primitive telah membentuk saluran vaskuler tunggal dalam 4 pelebaran yang
dikenal sebagai sinus venosus, , atrium, ventrikel dan bulbus.
3.
Jantung
merupakan organ muskular berongga yang bentuknya sedikit mirip pyramid dan
terletak dalam pericardium di mediastinum. Jantung dibagi oleh septa vertical
menjadi bagian kanan dan kiri, dan masing-masing bagian terdiri dari atrium dan
ventrikel.
4.
Aliran
darah yang melewati katup mitral diatur oleh interaksi antara atrium, annulus
fibrosus, daun katup, korda tendinea, otot papilaris dan otot ventrikel. Keenam
komponen ini membentuk kompleks mitral yang secara fungsional harus
diperhitungkan sebagai satu unit.
5.
Katup
mitral berfungsi mengontrol aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri,
membawa darah yang kaya oksigen dari paru-paru ke atrium kiri dan sampai ke
ventrikel. Fungsi kerja dari katup mitral sesuai dengan peristiwa-peristiwa
mekanis dari siklus jantung, systole
atau kontraksi ventrikel dan diastole
atau relaksasi dari ventrikel, yang terdiri dari lima fase.
6.
Kelainan
katup mitral yang utama adalah stenosis mitral dan insufisiensi mitral yang
bisa disebabkan karena kelainan congenital maupun penyakit yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yanto
Sandy Tjang, Richardus Budiman, Reiner Koerfer, Jantung: dari Pandangan
Mistik hingga Era Bedah Jantung.
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/102002/top-2.htm
2.
Lily
Ismudiati Rilantono, dkk, 2004, Anatomi
Jantung dan Pembuluh Dalam dalam buku Ajar Kardiologi, Fakultas Kedokteran Indonesia , Jakarta .
Halaman : 3-16
3.
M.
Syaifullah Noer, 2004, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ke-3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta : Hal 1035-1041
4.
Staf
Pengajar Bagian Patologi Anatomi FKUI, 1979, Susunan Kardiovaskuler dalam Kumpulan Kuliah Patologi, Bagian
Patologi Anatomi FKUI, Jakarta: Hal 110
5.
J.
Willis Hurst, M.D, 1990, THE HEART
Arteries and Veins, Seventh Editions, McGraw Hill Informations Services
Company, USA .
6.
Richard S. Snell, 1997, Anatomi
Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran (Clinical Anatomy for Medical Students),
Bagian 1, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta . Halaman : 107-114
7.
Heart
Information Center, Heart Anatomy,
Texas Heart Institute
8.
Sylvia
A. Price, Lorraine M. Wilson, 1995, Anatomi
Sistem Kardiovaskular dalam PATOFISIOLOGI (konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit), Buku 1, Edisi IV, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta . Halaman :
468-471, 485-486.
9.
Werner
Kahle, 1998, ALAT-ALAT DALAM Atlas
Berwarna dan Teks Anatomi Manusia, Jilid 2, Edisi 6, Penerbit Hipokrates,
Jakarta. Halaman : 8-16
10.
Siew
Yen Ho, Dr, Anatomy of The Mitral Valve,
Pediatric Faculty of Medicine, National Heart & Lung Institute, Imperial College,
Dovehouse Street, London. In Heart Online.
11.
FARROKH
S SADR MD FACS, The Heart.
http://www.enter.net/~fsadr/anatomy.htm.
12.
William
F. Ganong, 2003, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, Edisi 20, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta . Halaman : 542-543
13.
Syahrial
Rasad, 2005, Radiologi Diagnostik,
Penerbit Gaya Baru, Jakarta .
Hal : 175
14.
Anton,
E, Becker , MD ,
FACC, 1981, Pathology of Congenital
Heart Disease, Butterworths & Co (Publishers), London .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar