Pendahuluan
Antibiotik. Kata ini mungkin paling sering kita dengar,
apalagi bagi mereka-mereka yang sakit atau sering mengunjugi pusat pelayanan
kesehatan. Fenomena saat ini yang berkembang di masyarakat awam, antibiotic
adalah obat yang wajib ada setiap mereka sakit. Makanya tidak heran pertanyaan
“antibiotiknya ada diresepkan dok?” terkadang menjadi hal yang lumrah di dengar
di pusat-pusat pelayanan kesehatan primer. Padahal tidak semua penyakit
membutuhkan antibiotic.
Penggunaan
antibiotic yang benar
Antibiotic hanya dapat
digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan
tidak bermanfaat untuk mengobati penyakit akibat virus seperti flu ataupun
batuk yang disebabkan karena alergi atau virus. Namun dalam praktek
kesehariannya terkadang sering pasien meminta sendiri ke dokter untuk diberikan
antibiotic agar cepat sembuh. Padahal penggunaannya harus diberikan berdasarkan
penilaian oleh dokter. Dalam penggunaan antibiotic ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan :
1.
Dosis dan lama penggunaan
Untuk
kita ketahui bersama penggunaan jenis antibiotic berserta dosisnya tidaklah
sama antara satu jenis dengan jenis lain antibiotic. Kemudian satu jenis
antibiotic dosisnya juga tidak sama antara orang dewasa dan anak-anak, dimana
kalau orang dewasa kita biasa menggunakan dosis umum (general dosis) sedangkan
untuk anak-anak kita sesuaikan dengan berat badannya. Jadi diantara
anak-anakpun tidak sama dosisnya.
Kemudian
lama penggunaan juga harus diperhatikan. Biasanya untuk suatu penyakit yang
diduga infeksi dan diberikan antibiotic dengan daya kerja luas (spectrum
lebar). Mungkin kita pernah mendapatkan nasehat seorang dokter seperti ini : “
ini obatnya saya berikan 3 kali sehari satu tablet, dan tolong dihabiskan” atau
untuk anak-anak sering dokter berkata : “ ini antibiotiknya saya kasih sirup
satu botol sehari 3 kali satu sendok teh dan tolong obatnya dihabiskan ya”.
Saya rasa yang pernah berobat ke dokter pasti sering mendapat nasehat seperti
itu.
Nah
anda jangan salah sangka dulu. Nasehat itu ga ada niat dokter mau pasiennya
kenyang dengan obat sampai harus dihabiskan segala padahal pasien sudah merasa
sudah sehat. Yang harus kita ketahui bersama adalah, antibiotic dan infeksi
yang disebabkan oleh bakteri adalah suatu mekanisme perang antara yang baik dan
yang jahat. Bakteri adalah makhluk yang
dapat menggandakan diri dan memperbanyak diri di dalam tubuh kita. Konsep kita
sakit disebabkan karena daya tahan tubuh yang kita punyai sudah tidak mampu
lagi menangkal serangan bakteri yang masuk ke tubuh kita. Nah ketika kita sakit
dan diberikan antibiotic maka disini
terjadilah perang antara antibiotic dan bakteri tersebut.
Dengan
jumlah bakteri yang banyak dan pemberian antibiotic, sedikit demi sedikit
bakteri akan diperangi dan makin berkurang. Ketika jumlah bakteri sudah
berkurang dan tidak mencapai ambang yang membuat kita sakit maka secara gejala
kita akan merasa sehat. Padahal nyatanya bakteri belum habis dan karena kita
sudah merasa sehat sering kita hentikan penggunaannya. Nah disinilah akan
terjadi mekanisme dari bakteri yang akan kembali berkembang dan akan timbul
mekanisme pertahanan diri bakteri terhadap antibiotic sehingga akan
bermunculanlah bakteri-bakteri yang resisten antibiotic. Makanya nasehat suruh
dihabiskan tujuannya adalah untuk membasmi kuman secara tuntas.
2.
Antibiotik jangan disimpan untuk
penyakit lain
Kok
jangan disimpan ? artinya setiap sakit harus beli antibiotic lagi. Nah, untuk
diketahui bersama, yang namanya obat ada masa waktu pemakaiaannya. Jika sudah
lewat dari itu maka khasiatnya akan berkurang dan malah bisa menjadi racun bagi
tubuh. Selain itu tidak semua penyakit yang disebabkan oleh bakteri cocok
dengan antibiotic yang sama karena masing-masing bakteri ada sifatnya dan
antibiotic yang cocok juga berbeda-beda. Oleh karena itu pemakaian antibiotic
harus sesuai dengan penilaian dokter. Hati-hati dalam menggunakan antibiotic
sendiri dan sembarangan karena bisa saja kuman yang menginfeksi tidak sesuai
dengan antibiotic yang kita minum.
3.
Antibiotik jangan di pakai bersama
dengan orang lain
Walaupun
dengan gejala penyakit yang sama, antibiotic tidak boleh pakai kongsi atau
bersama dengan orang lain. Karena dosis yang diharapkan bisa tidak tercapai
karena tidak cukupnya obat yang diminum. Selain itu respon tubuh masing-masing
orang terhadap antibiotic juga berbeda-beda.
4.
Antibiotik bisa menyebabkan alergi
Nah
ini yang penting sekali diingat dan harus benar-benar diperhatikan. Bagi pasien
atau orang-orang yang mempunyai riwayat alergi makanan dan sebagainya harus
memberitahukan dokter terhadap alerginya tersebut. Karena ada jenis-jenis
antibiotic tertentu yang bisa menyebabkan alergi. Walaupun selama ini kasus
alergi antibiotic yang diminum jarang terjadi. Tapi tidak ada salahnya kita
mencegah sebelum terjadi.
Bagi
mereka yang sakit dan di opname terkadang ada diberikan antibitoik suntikan.
Sebelum disuntik ke dalam pembuluh darah ataupun infuse biasanya di tes sedikit
dibawah kulit dan di amati selama 5-10 menit apakah ada menimbulkan merah dan
gatal. Tindakan ini kita sebut dengan skin test (test kulit) bukan untuk nyiksa
pasien tapi tujuannya untuk menilai ada alergi atau tidak. Karena kalau obat
sudah masuk ke dalam darah tidak bisa ditarik lagi dan jika timbul alergi
pasien bisa mengalami Syok dan juga bisa mengakibatkan kematian.
Jadi ada baiknya
sebelum menggunakan antibiotic anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
anda.
Resistensi
Antibiotik
Resistensi antibiotic
bagi masyarakat mungkin baru didengar. Tapi bagi praktisi kesehatan ini menjadi
ancaman global yang sangat mengkhawatirkan. Resistensi antibiotic adalah kuman
dapat menjadi resisten terhadap suatu antibiotic melalui tiga mekanisme yaitu
obat tidak dapat mencapai tempat kerjanya di sel mikroba, inaktivasi obat dan
mikroba mengubah tempat ikatan antibiotic.
Menurut National Institute of Allergy and Infectious
Disease (2011), penyebab terjadinya resistensi antibiotic adalah mutasi
genetic dan transfer genetika mikroba, sehingga menjadi lebih kebal terhadap
antibiotic; penggunaan antibiotic yang tidak sesuai dengan jangka terapi yang
dianjurkan yaitu kurang dari lima hari; diagnosis yang kurang tepat sehingga
antibiotic yang diberikan kurang tepat; meningkatnya penggunaan antibitik
dirumah sakit dan kecenderungan antibiotic dibeli bebas atau tanpa resep
dokter.
Resistensi antibiotic
menyebabkan infeksi yang sering menjadi sulit untuk diobati dan dapat
membahayakan nyawa serta pasien yang terinfeksi memerlukan terapi yang Resistensi
antibiotic menyebabkan infeksi yang sering menjadi sulit untuk diobati dan
dapat membahayakan nyawa serta pasien yang terinfeksi memerlukan terapi yang
lebih lama dan lebih mahal. Sudah banyak ditemukan beberapa kuman yang resisten
atau kebal terhadap antibiotic diseluruh dunia.
Di Malaysia, resistensi
antibiotic semakin menjadi masalah besar. Sebagai contoh, dari tahun 2007
hingga 2008, terdapat peningkatan dari 2,161 kasus bakteremia (adanya bakteri
dalam darah) menjadi 2,389 kasus disebabkan Staphylococcus
aureus. Bakteri multi – resistant
yang lain termasuk Klebsiella pneumonia,
Escherica coli, Enterococcus dan Acentobacter.
Malaysia telah mengeluarkan National
Antibiotic Guideline yang menyatakan aturan-aturan yang harus diikuti oleh
rumah sakit dalam usaha menurunkan antibiotic.
Mari
kita perangi Mikroba dengan menggunakan antibiotic dengan benar dan rasional.
Regards
dr. Andrie Gunawan