Label

Kamis, 26 Juni 2014

DIAGNOSA RANGKAP DAN GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID



CLUSTER A :
GANGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID


Ciri-Ciri Dasar
Merujuk ke DSM IV (1994. hal : 638). Ciri-ciri dasar dari gangguan kepribadian skizoid adalah pola sikap meresap yang tidak terpengaruh oleh hubungan sosial dan batasan tingkat ekspresi emosi dalam pengaturan antar perseorangan. Pada orang-orang ini tampak kekurangan hasrat dalam hubungan intim, mereka menghabiskan waktu sendiri dan memilih aktivitas yang tidak memerlukan interaksi dengan orang lain.
Dalam ICD-10 (1994. hal : 225) menggambarkan gangguan kepribadian skizoid adalah “ yang ditandai oleh penarikan diri dari rasa kasih sayang (afeksional), hubungan sosial dan kontak lainnya, dengan lebih memilih untuk berkhayal, aktivitas menyendiri dan instropeksi. Ada suatu kapasitas yang terbatas untuk menyatakan perasaan dan untuk mengalami kesenangan.
Millon dan Davis (1996, hal : 217) menguraikan gangguan kepribadian skizoid sebagai tidak suka bergaul dengan orang lain (anti sosial), pola utama yang ditandai dengan kekurangan didalam kemampuan untuk mengalami kesenangan. Kallus (1995, hal : 58) percaya bahwa gangguan kepribadian skizoid dikenali dari kezaliman munculnya gejala negatif yang berhubungan dengan kekacauan spectrum penyakit jiwa. Misalnya : sosial, interpersonal, dan defisit alam perasaan tanpa disertai penyimpangan alam pikiran / persepsi.
Diagnosis gangguan kepribadian skizoid sebaiknya tidak digunakan jika pola utama dari perilaku hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa atau gangguan psikotik lainnya atau dalam kaitan gangguan neurologi atau gangguan medis lainnya. (DSM-IVTM, 1994, hal : 639)
Orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid mungkin mempunyai kesukaran dalam menyatakan kemarahan, walaupun ketika diprovokasi secara langsung. Mereka sering bereaksi secara pasif terhadap keadaan lingkungan yang tidak cocok dan mungkin tidak memberikan respon yang tepat terhadap kejadian-kejadian penting dalam hidup. Individu ini mungkin mengalami secara singkat (menit sampai jam) suatu episode psikotik dalam respon terhadap stress. Pada gangguan kepribadian skizoid ini dapat terjadi, namun tidak terlalu penting, suatu kejadian yang terdahulu dapat berlanjut menjadi suatu gangguan jiwa, depresi mayor dan kekacauan delusional.. Frekuensi yang paling sering menjadi gangguan kepribadian dengan STP adalah skizotypal, paranoid dan gangguan kepribadian menghindar. Diagnosa gangguan kepribadian skizoid lebih sering pada laki-laki yang lebih lemah dibandingkan dengan wanita dengan gangguan kepribadian skizoid. (DSM-IV. 1994 hal : 639)
Gangguan kepribadian skizoid merupakan hal luar biasa dalam menentukan perawatan secara klinik. Hal ini dapat menjadi sangat sulit untuk membedakan dari autistic atau gangguan Asperger. Gangguan kepribadian schizoid dibedakan dengan gangguan kepribadian skizotipal oleh tidak adanya gangguan persepsi. Dibedakan juga dari gangguan kepribadian paranoid oleh ketiadaan kecurigaan dan pemikiran yang menakutkan. (DSM-IV. 1994 hal : 639-640)

Gambaran Diri
Beck (1990, hal : 51-52) menyatakan bahwa individu dengan gangguan kepribadian skizoid memandang diri mereka sebagai penyendiri, menghargai kebebasan, kesunyian dan mobilitas. Bagaimanapun ada kontroversi tentang apakah benar atau tidak orang dengan gangguan kepribadian skizoid lebih suka menarik diri dari orang lain atau secara umum terjadi karena kecemasan dalam hubungan antar pribadi. Milon dan Davis (1996, hal : 232) percaya bahwa individu dengan gangguan kepribadian skizoid puas dengan sedikit atau tidak ada kecendrungan untuk melihat ke dalam perasaan pribadi mereka. Selagi mungkin ada ketertarikan minimal, Magnavita (1997, hal 237-241) mencatat orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid mengenali perbedaan mereka dengan orang lain. Dia menggambarkan seorang klien dengan gangguan kepribadian skizoid yang pernah mengalami tekanan oleh pikiran dimana ada sesuatu yang salah pada dirinya; dia tidak bisa menikmati hidup dan tampak ingin tinggal disebuah kulit kerang (tempat tertutup). Individu ini mengetahui bahwa dia menyusahkan istrinya dengan kesendiriannya. Seiver (Lion, Editor, 1981 hal : 40-41) Menguraikan individu dengan gangguan kepribadian skizoid yang dalam pengobatannya mengatakan hidup mereka mereka ketinggalan jaman oleh: mereka melihat diri mereka sebagai orang yang ketinggalan bus, dan mengeluh memperhatikan hidup mereka dari jarak yang jauh.
Akhtar (1992, hal : 136 -140) mengemukakan apa yang tertulis dalam DSM-III, apa yang diketahui oleh para analis tentang kepribadian skizoid, menghindar dan skizotipal. DSM III kemudian mengubah gangguan kepribadian menghindar lebih kearah gangguan phobia dan berpendapat ketidakacuhan dan penarikan diri pada gangguan kepribadian schizoid lebih tampak nyata. Akhtar kemudian berpendapat bahwa individu dengan gangguan kepribadian skizoid mempunyai konsep diri yang mungkin pada awalnya selalu mengeluh, pandai menahan nafsu, tidak bersaing dan merasa diri cukup. Tetapi mereka samar - samar melihat diri mereka suka mengejek, tidak otentik dan depersonalized.
Bagaimanapun, jika ketiadaan yang nyata dari kecemasan antar hubungan perseorangan yang muncul merupakan suatu pengalaman yang tersembunyi, perbedaan antara gangguan kepribadian skizoid dan gangguan kepribadian menghindar akan menjadi suatu yang rumit. Gangguan kepribadian skizoid pada saat ini ditentukan dari ketiadaan afek, ketidakmampuan menikmati suatu kesenangan dan keterlibatan yang rendah dengan orang lain. Individu-individu dengan gangguan kepribadian menghindar, mungkin bisa mengontrol afek, menarik diri dari kegiatan bersenang-senang dan menghindari orang lain atas nama management kecemasan. Keduanya sama-sama mencari kesendirian, tetapi individu dengan gangguan kepribadian skizoid akan toleransi terhadap perpisahan dengan rasa nyaman dan individu dengan gangguan kepribadian menghindar akan mengalami tekanan dan kesepian. Jika yang dinilai Millon benar-benar akurat, individu dengan gangguan kepribadian menghindar akan menunjukkan perlawanan besar dan ketidaknyamanan subjektif. Individu dengan gangguan kepribadian schizoid tidak akan mempunyai indikasi ketidakpuasan terhadap pengasingan diri. Hal ini akan muncul jika terdapat  secara klinik terdapat sarana terhadap pandangan ini. Individu dengan gangguan kepribadian skizoid jarang meminta pengobatan sedangkan individu dengan gangguan kepribadian menghindar sering melakukan.

Pandangan Terhadap Orang Lain ; Membina Hubungan
Dalam membina hubungan, orang dengan gangguan kepribadian skizoid lebih berani memberikan penegasan. Dalam film ”Barfly” pemeran utamanya ketika menyatakan bahwa dia membenci orang dengan berkata ” tidak, saya tidak membenci orang. Saya hanya merasa lebih baik ketika mereka tidak berada disekeliling saya”. Seorang klien yang dinilai dalam sebuah program pengobatan terhadap ketergantungan alkohol dan obat-obatan (berdasarkan dorongan dari istrinya) melaporkan bahwa ia hidup di ruang bawah tanah di sebuah rumah dimana ia dibesarkan dan ia juga menarik diri ke ruang bawah tanah pada rumah dimana ia tinggal setelah dewasa untuk menjauhi istrinya dan untuk menghisap ganja setiap harinya. Dia mempunyai kontak seksual yang sangat sedikit dengan istrinya dan membiarkan istrinya begitu saja ”lakukan hal-hal yang orang sanggup mengerjakannya”, dia tidak tertarik untuk mendapatkan pengobatan dan tidak kembali lagi setelah penilaian.
Individu-individu ini digolongkan oleh adanya defek dalam kemampuan mereka membina bentuk-bentuk hubungan personal atau untuk memberikan respon terhadap orang lain dalam sebuah bentuk emosional yang berarti (Frances, 1995, hal 367). Mereka jauh, tertutup dan suka mengasingkan diri; mereka menampakkan sifat interpersonal yang acuh tak acuh, tidak suka berperang dan suka daerah terpencil, komunikasi sosial bersifat acuh tak acuh dan formal (Millon, 1996, hal 217 – 231). Magnavita (1997, hal 245) berpendapat bahwa jarak dari orang lain membatasi individu-individu dengan gangguan kepribadian skizoid dalam kapasitas mereka menerima umpan balik. Informasi dapat meningkatkan kesadaran diri mereka dan memperkenankan mereka untuk berkembang dalam kapasitas mereka untuk melakukan suatu hubungan.
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid menunjukkan hasrat yang kecil terhadap pengalaman seksual. Mereka mungkin menikah tapi menjadi seksual apatis dengan pasangan mereka (meskipun dapat berfungsi dengan baik dan orgasme). Seks mempunyai arti suatu kedekatan dan keterikatan. Bagi individu ini kebebasan merupakan suatu kejahatan yang lebih kurang melanda mereka; jarak perseorangan bisa menjadi suatu kebutuhan yang sangat besar dibandingkan memelihara hubungan dengan orang yang mereka sangat peduli tentang hal ini (Mcwilliams, 1994, hal 193 – 196).
Gunderson berpendapat individu dengan gangguan kepribadian skizoid ” merasa kehilangan ” tanpa pasangan mereka, tetapi ketika bersama mereka, terasa seperti ditelan, terikat dan terserap. Begitulah individu-individu ini menjalin hubungan untuk keamanan tetapi nantinya akan dihancurkan kembali untuk mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan (Achtar, 1992, hal 132). Sangat jelas, individu dengan gangguan kepribadian skizoid akan merasa lebih nyaman dengan orang lain yang menuntut keakraban yang kecil dan permintaan emosional yang sedikit. Seorang individu dengan gangguan kepribadian skizoid menguraikan dia tidak menuntut suatu perkawinan  ” lebih baik tinggal sendiri ”. Perkawinan bagi individu ini sebagian besar kelihatan seperti situasi kawan sekamar. Jika mereka tidak menikah atau membentuk suatu hubungan yang penting, jika boleh hidup mereka akan tinggal dengan berbagi rumah bersama saudara kandung atau keluarga lainnya dalam suatu kenyamaman, tetapi tidak mengisyaratkan suatu stabilitas. Siever mencatat ketika mereka hidup atau bekerja dalam sebuah grup yang diatur, misalnya kelompok agama atau kelompok perlawanan budaya yang mengijinkan mereka untuk memelihara kontak yang dangkal tanpa keakraban. (Lion, ed, 1981, hal 36)
Kantor percaya bahwa gangguan kepribadian skizoid melibatkan  sikap tutup mulut dan penarikan diri terhadap hubungan antar pribadi oleh karena lemahnya anhedonia dari skizofrenia, yaitu kapasitas yang disepakati untuk berhubungan dalam kaitan dengan suatu ketidakmampuan untuk mengantisipasi atau mengalami kegembiraan dalam hubungan antar manusia. Anhedonia ini tampak dalam sifat pemalu, perasaan malu atau didapatkan dalam membina hubungan. Hal ini tampak sebagai suatu kesederhanaan cadangan yang tersimpan, suatu ketiadaan tekanan atau penampakan dari suatu tingkat energi yang rendah; dan kelihatan ketiadaan intelegensia (Kantor, 1992, hal 191-192). Sekalipun individu dengan gangguan kepribadian skizoid merasa hal ini sangatlah bijaksana untuk menyesuaikan diri dengan orang lain, namun mereka merasa canggung, mereka ingin menjaga suatu jarak yang aman dengan manusia lainnya.


Masalah Utama dengan Pemegang Kuasa
Inividu dengan gangguan kepribadian skizoid tidak sering berhubungan figur pemegang kekuasaan dalam masyarakat. Mereka cenderung untuk pergi dengan jalan mereka sendiri, tetapi mereka akan melakukannya tanpa tantangan yang nyata atau suatu kebutuhan untuk menunjukkan kebebasan mereka. Seperti inilah, mereka mungkin tidak mampu menyesuaikan diri, tetapi akan menunjukkan ciri-ciri yang baik untuk menghindari hukuman, baik di tempat kerja atau di dalam masyrakat secara umum. Pada sisi lain, mereka sangat sensitif terhadap gangguan dan akan menarik diri dari tekanan luar ketika memungkinkan.
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid pada dasarnya bebas dari tekanan internal darimanapun untuk mengerjakan apa yang orang lain kerjakan atau mengikuti aturan yang dibuat oleh orang lain. Terabaikannya hal ini merupakan suatu penghalan yang penting untuk pengobatan yang efektif. Individu dengan gangguan kepribadian skizoid merasakan tidak ada kebutuhan nyata untuk melakukan perlawanan terhadap penyedia jasa ketika mereka tidak sependapat dan akan sering tunduk terhadap pengobatan. Bagaimanapun mereka tetap diam dalam melakukan tindakan mereka sendiri. Misalnya menggunakan kembali obat-obatan ketika mereka dalam keadaan bebas, untuk melakukan hal yang sama mereka dapat meninggalkan suatu AOD atau program pengobatan dengan diagnosa ganda.

Perilaku pada Gangguan Kepribadian Skizoid
Beck (1990) mengatakan bahwa orang lain memandang individu dengan gangguan kepribadian skizoid membosankan, tidak menarik dan kurang menyenangkanl mereka sering diabaikan. Ketika mereka berbicara sangat singkat dan tidak lengkap, apa yang mereka katakan jarang abnormal. (Kantor, 1992)
Mereka tampak acuh tak acuh, menjauhkan diri dan tidak respon terhadap pujian, kritik, atau menampakkan perasaan yang tepat terhadap orang lain (Frances, 1995, Hal 367). Millo (1996, hal : 217 – 231) percaya individu dengan gangguan kepribadian skizoid merasa lebih baik dengan kesendirian dan tidak menyadari perasaan dan pemikiran orang lain. Selagi mereka tidak sengaja kejam mereka mempunyai keasyikan sendiri dengan keadaan yang bersinggungan dan tampak untuk mempunyai suatu ketidakmampuan pokok dalam merasakan kebutuhan orang-orang disekitar mereka. Mereka tidak memerlukan untuk berkomunikasi dan secara umum mempunyai respon yang rendah terhadap bentuk-bentuk rangsangan dan penguatan. Ketika orang lain mencoba untuk menjalin hubungan atau berusaha memahami orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid, mereka sering kalki dibingungkan oleh tidak adanya tanggapan dan  keramahan, tetapi sangat jelas, sikap acuh tak acuh yang mereka hadapi.
Orang dengan varian relatif normal dari gangguan kepribadian skizoid  tampak tidak terganggu dan acuh tak acuh; mereka dapat berfungsi dengan baik dalam jabatan mereka tetapi mereka tampak lebih tidak menarik dan pemalu.
Klien dengan gangguan kepribadian skizoid mungkin hidup sebagai orang dewasa, dengan orang tua mereka tanpa interaksi yang berarti, misalnya mereka hidup di ruang bawah tanah dan berinteraksi dengan anggota keluarga dengan jumlah sangat terbatas, dengan kebiasaan yang jarang. Ini adalah individu yang mungkin bekerja sebagai pegawai gudang yang mempunyai jadwal jaga sepanjang malam  dalam memberikan eceran atau sebagai pelayan suatu proyektor film pada suatu gedung bioskop. Jika mereka dilepaskan dari suatu keluarga yang selalu memberi dukungan (terutama ketika mereka menjadi terlibat dengan obat-obatan dan alkohol) mereka mungkin menjadi tunawisma dan menolak target jasa yang tersedia untuk melibatkan mereka dalam kesehatan mental, penanggulangan alkohol dan obat-obatan atau jasa diagnosa ganda.

Masalah Pokok Afektif
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid cenderung menarik diri. Mereka rendah dalam tingkat emosi dan kereaktifannya; mereka menggangap kecil suatu hal dan bersikap masa bodoh. Pengalaman emosional bagian dalam mereka cenderung tidak bisa dibedakan dan diungkapkan. Bahkan biasanya mereka memperlihatkan suatu defisit dalam cakupan dan kehalusan kata-kata yang terkait secara emosional. (Millon, 1996, hal : 232-233)
Selagi individu ini tidak berjuang keras terutama sekali untuk mengatasi rasa malu atau rasa bersalah, mereka dapat sangat khawatir terhadap keselamatan dasar mereka (McWilliams, 1994, hal 191). Beck (1990, hal 129) berpendapat bahwa individu dengan gangguan kepribadian skizoid mempunyai pengalaman yang rendah terhadap kesedihan jika terpisah dari orang-orang dan cemas jika mereka memaksa untuk berinteraksi dengan orang lain. Sekali lagi, kebanyakan pengarang akan memperkenalkan atau menerima suatu tingkat yang lebih tinggi dari suatu pertentangan hubungan antar pribadi dan ketidaknyamanan pada gangguan kepribadian skizoid daripada kehendak Theodore Millon yang melihat individu-individu ini sebagai orang yang tidak cemas dan tidak mau membina hubungan.

Struktur Pertahanan
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid menggunakan pertahanan untuk melepaskan diri  dan membentuk suatu penghalang terhadap emosi; mereka terlibat dalam perenungan, berbicara melantur, mengintelektualisasi diri, memotong perasaan, menghindari konflik, dan menarik diri (Magnacita, 1997, hal : 252). Millon juga mencatat  orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid menggunakan intelektualisasi diri. Dia menyatakan bahwa individu ini cenderung memisahkan hal kebenaran tentang emosi mereka dan kehidupan sosialnya; mereka melawan dalam beberapa proses tidak sadar yang sulit. Ketiadaan mereka terhadap penggeliatan kembali berakibat pada sedikitnya kebutuhan untuk pertahanan intrapisikis yang kompleks. (Millon, 1996, hal 232)
McWilliams (1994, hal 189-191) percaya pertahanan lain itu yang menggambarkan orang dengan gangguan kepribadian skizoid menarik diri dalam khayalan. Dunia luar terasa sangat penuh terhadap konsumsi ancaman melawan keamanan  merupakan ciri khas individu dengan gangguan kepribadian skizoid menjelma menjadi suatu kecenderungan untuk menarik diri dan mencari kepuasan di dalam khayalan.
Pada sisi lain, kapasitas yang paling bisa diterima individu dengan gangguan kepribadian skizoid adalah kreativitas. Kekaguman terhadap diri sendiri sering ditegakkan dengan aktifitas kreatif ketika individu ini mencari konfirmasi dari  keaslian dan keunikan mereka (Mcwilliams, 1994, hal 192-196)

PENGOBATAN GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID

Gangguan Kepribadian Skizoid Memasuki Tahap Pengobatan
Beberapa individu dengan gangguan kepribadian cluster A secara khusus cenderung untuk mencari pengobatan. Richards (1993, hal. 265) mencatat individu dengan gangguan kepribadian schizoid mempunyai sedikit keluhan dan tidak mencari suatu hal yang menyangkut hubungan antar pribadi dalam memecahkan permasalahan mereka. Individu ini adalah orang yang canggung dalam masyarakat dan bisa menghabiskan waktu hidupnya dalam sebuah ruangan di dalam pengasingan. Jika mereka masuk ke dalam pengobatan, mereka sering dipaksa untuk melakukan hal tersebut oleh keluarga atau sistem yang sah dengan undang-undang. Individu ini  secara psikologis tidaklah tabah dan akan mendapatkan kesukaran yang menjengkelkan dalam penjara. Mereka mungkin tidak akan bisa secara efektif mengenali atau mengatur perilaku yang buas dari orang lain; penipuan adalah suatu hal serius yang mungkin terjadi.
Individu dengan gangguan kepribadian schizoid yang menerima pengobatan dengan sukarela adalah mereka yang membutuhkan kedekatan dengan orang lain . makin dekat dengan permukaan dan mungkin akan lebih mengginginkan suatu bentuk hubungan pengobatan yang positif. Mereka yang memaksa supaya mendapat pengobatan mungkin lebih sedikit yang mendapat akses (Gabbard, 1996, hal. 953).
Didalam pengobatan, klien dengan gangguan kepribadian schizoid menghadapi tantangan dari para penyedia jasa layanan, bukan dengan permusuhan, ketidakpercayaan atau agresi, tetapi dengan tidak adanya tanggapan. Mereka tidak saling memberi  aba-aba perasaan; mereka tidak memberikan jawaban terhadap pujian, kritik atau kemungkinan lain dari pembangkitan emosional yang digunakan antara orang-orang ketika seorang sedang mencoba mempengaruhi yang lain. Hal ini adalah ketahanan yang nyata untuk mempengaruhi bahwa mereka bisa meninggalkan penyedia jasa yang dirasa tidak efektif dan menghalangi. Bagaimanapun, kecenderungan dari ketiadaan perasaan terikat atau tidak mau mendengarkan bukan berarti  ketidakpekaan atau tidak dapat ditembus. Dalam pengaturan klinik, individu ini, ketika ditempatkan dalam kelompok keterampilan social dan tidak mendapatkan tekanan untuk cenderung mengambil tingkat yang mereka tidak bisa bertahan atau mendukung, akan menjadi dekat jalan mereka sendiri dan cenderung untuk hadir secara tetap. Ini akan tampak bahwa mereka bisa menghargai suatu pertemuan jika intensitasnya dikontrol dan keselamatan dipastikan.

Masalah Pokok Pengobatan
Kalus dan kawan-kawan  (Livesley, Editor, 1995, hal. 59) berpendapat bahwa ada suatu mata rantai genetic antara skizofrenia dan gangguan kepribadian schizoid. Gangguan kepribadian skizoid menggambarkan gejala-gejala negatif dari skizofrenia. Misalnya anhedonia, affek yang sedikit, energi yang rendah. Ini merupakan gangguan kepribadian skizotipal, juga dilihat sebagai bagian dari gangguan spektrum skizofrenia, ini menerangkan beberapa contoh dari gejala positif dari bukan tingkat psikotik, misalnya kepercayaan aneh yang bukan delusi, perilaku yang aneh, agitasi dan pemikiran paranoid.
Sampai pengobatan antipsikotik yang terbaru, seperti risperdal menjadi tersedia, tidak ada pengobatan psikotropik yang dibuat dengan pengaruh yang kuat terhadap gejala negatif dari skizofrenia ; seperti itulah, dengan implikasi, tidak ada pengobatan efektif yang muncul untuk gejala dari gangguan kepribadian skizoid. Sekarang ini, bagaimanapun, Joseph (1997, hal 46-47) mencatat bahwa ada beberapa gejala didalam gangguan kepribadian skizoid yang mempunyai respons yang baik terhadap pengobatan. Hal ini meliputi gejala yang menyerupai hal negatif atau gejala defisit dari skizofrenia ; kelesuan emosional, penarikan diri dari aktivitas sosial, pengerutan atau penumpulan afek, anhedonia, dysphoria, kemiskinan bahasa dan pemikiran, avolition dan pemikiran yang lambat. Dia menyarankan dosis yang rendah dari risperidone atau olanzapine untuk defisit sosial dan afek yang tumpul  dan Wellbutrin (bupropion) untuk anhedonia. Dia percaya clozapine adalah pengobatan yang lebih efektif untuk gejala negativ yang ditemukan dalam gangguan kepribadian skizoid tetapi  perlu dicatat potensialnya untu agranulositosis membuatnya tidak bijaksana untuk digunakan. Dia menyatakan bahwa clozapine tidak mempunyai persetujuan FDA untuk pengobatan terhadap gangguan kepribadian skizoid.
Joseph (1997, hal 46-47) juga menyarankan penggunaan dari SSRIS, TCAS, Maois, dosis yang rendah dari benzodiazepines dan beta bloker untuk kecemasan sosial.  Ketika pengobatan ini mungkin efektif terhadap gejala target kegelisahan sosial, ada beberapa kontroversi apakah atau tidak ini menjadi suatu perhatian dalam gangguan kepribadian skizoid. Millon percaya bahwa kecemasan dalam aktivitas sosial merupakan indikasi dari gangguan kepribadian menghindar. Ini juga gejala dari gangguan kepribadian skizotipal. Hal ini kelihatan akan menjadi lebih mendekati garis pemikiran analisa gangguan kepribadian skizoid  digolongkan oleh sikap yang jelas tidak terpengaruh sosial dan kecemasan sosial yang tersembunyi. Selagi tidak mengubah pertimbangan dalam pengobatan terhadap gejala target, hal ini menjadi salah satu hal utama yang menjadi sorotan dalam diagnosa gangguan kepribadian skizoid.
Ini sebaiknya  menjadi ukuran dari beberapa tindakan percobaan dalam pengobatan individu dengan gangguan kepribadian skizoid. Mereka sering merasa nyaman dengan gejala mereka sendiri dan tidak dengan suka rela meminta pengobatan. Jika mereka melaporkan diri mereka menjadi lebih menyenangkan pertimbangan harus diberikan untuk mengunakan terapi dan pelatihan keterampilan diri.

Garis Pendoman Pemberian Pengobatan
Individu dengan gangguan kepribadian schizoid secara umum tidak mempunyai ikatan interpersonal dan mungkin untuk menjalin suatu hubungan dengan penyedia jasa dalam bentuk emosi yang lemah lembut dengan interaksi yang sangat sedikit. Penyedia pengobatan mungkin berperan dalam diskusi dan memperkenalkan bagian-bagian dari pengobatan(Craig, Retzlaff, ed, 1995, hal 76).
Sebagian besar penyedia jasa bekerja di bidang kesehatan mental, pelayanan ketergantungan alcohol dan obat-obatan, atau pengobatan diagnosa ganda karena mereka termotivasi untuk terlibat dan bekerja dengan klien mereka untuk suatu perubahan. Mereka ingin untuk menjalin hubungan dan merasakan bahwa mereka bisa membuat perbedaan. Klien dengan gangguan kepribadian schizoid adalah seorang pendiam, tidak mau berhubungan dan mungkin tidak pada kenyataannya mereka mengizinkan para penyedia jasa untuk menjadi factor penting dalam hidup mereka. Hal ini bisa membuat stress dan mengundang gangguan atau kelebihan fungsi pada pihak penyedia jasa. ini penting bagin penyedia jasa untuk mempunyai tujuan yang terlalu ambisi untuk pasien dengan gangguan kepribadian schizoid dari klien menjadi dirinya sendiri. Juga, jika pengalaman afektif atau ekspresi tidak bisa ditoleransi untuk pasien dengan gangguan kepribadian schizoid, sebagian focus dalam pengertian intelektual dalam hubungan interpersonal atau masalah pokok kecanduan mungkin efektif dan sebuah metode dari sebuah komunikasi yang tetap dengan individu-individu ini.
Penekanan untuk memusatkan perhatian pada masalah afektif cenderung akan membuat klien dengan gangguan kepribadian skizoid menjadi enggan dan bingung. Penyedia jasa harus ingat bahwa individu-individu ini adalah seorang ahli didalam “kehidupan diruangan” tanpa keharusan secara fisik untuk keluar. Mereka dapat melepaskan dan memindahkan diri mereka dari proses yang tidak bisa mereka terima. Sisanya difokuskan pada tingkat intelektual  keduanya dapat dijadikan alat pembelajaran dan  memberikan arti untuk mengatur tingkat ancaman pasien dengan gangguan kepribadian schizoid yang dirasakan dalam proses pengobatan.
McWilliams (1994, hal, 202) percaya individu dengan gangguan kepribadian schizoid dapat bekerja sama dengan baik dan menghargai proses terapi ketika pengobatan dilakukan dengan pertimbangan dan rasa hormat. Mereka mungkin merasa kosong, kehilangan dan tidak mampu mengekspresikan pemikiran mereka dalam pengobatan. Penyedia jasa harus melakukan komunikasi bahwa ekspresi terbatas dari isi pemikiran atau afektif dari individu ini dapat dimengerti dan dapat membentuk dasar dari hubungan diantara mereka. Ketika berada dalam kondisi yang baik, orang dengan gangguan kepribadian schizoid khawatir bahwa mereka tidak dapat dimengerti dan menyimpang dari kebiasaan. Diterimanya kesunyian mereka menyatakannya sebagai individu yang berharga.

Masalah bahan perbandingan
Klien dengan gangguan kepribadian schizoid mempunyai kesulitan dalam memelihara hubungan terhadapat penyedia pengobatan tiap sesinya. Hal yang bisa saja menjadi masalah bahan perbandingan bagi penyedia jasa, dalam kebiasaan yang sama, adalah melupakan tentang individu harus menjadi lebih baik diantara sesi. Individu ini jarang membuat permintaan diluar persetujuan tentang perawatan yang telah dilakukan. Penyedia jasa mungkin lupa untuk berpkir tentang supaya diskusi dengan klien dengan rekan kerja atau dalam suatu pengawasan karena mereka menimbukan sedikit perasaan atau perhatian. Dalam individu atau sesi group, bagaimanapun kesabaran yang luar biasa diperlukan untuk memelihara suatu cara pendirian yang empati dan untuk menetapkan suatu ikatan yang dapat mengobati dengan klien (McCann, Retzlaff, ed., 1995, hal. 145).  Mereka tidak mempunyai respon, dan frustasi tidak mempunyai kapasitas untuk membina hubungan, secara umum ketiadaan empati yang meresap terhadap proses perawatan terutama sekali tidak akan membuat interaksi menjadi menyenangkan atau menguntungkan bagi penyedia jasa. ini merupakan hal penting bagi penyedia jasa untuk tidak jatuh ke dalam kebosanan dan dijadikan bahan pembanding. Malahan, klinikal butuh lebih gigih, toleransi dan menjadi seperti pasien.
Masalah bahan perbandingan lainnya terhadap pasien dengan gangguan kepribadian skizoid adalah kecenderungan penyedia jasa untuk merasakan pengharapan sebagai jawaban terhadap klien yang bergaya pasif dan keadaan kosong (melamun). Penyedia perawatan harus mengatur sesi perawatan, mendorong terjadinya kontak kedua pengalaman dan ekspresi dari perasaan, dan memberikan penghargaan terhadap usaha memelihara hubungan. (Hyer, et.al., Retzlaff, ed., 1995, hal. 222).

Cara Perawatan
Dalam menilai individu dengan gangguan kepribadian schizoid, perlu dipertimbangkan kemungkinan proses psikotik; yang menentukan ya atau tidaknya adalah adanya bukti dari halusinasi, khayalan dan kekacauan dari suatu pemikiran. Jika gejala psikosis muncul, maka perawatan harus dirancang untuk penyakit mental yang serius.
Zimmerman (1994, hal. 90-91) menyarankan pertanyaan-pertanyaan dalam menilai gangguan kepribadian schizoid :
v  Apakah kamu mempunyai hubungan yang erat dengan teman atau keluarga ? Jika ia dengan siapa ? jika tidak, apakah melakukan hal ini mengganggu kamu ?
v  Apakah kamu mempunyai keinginan untuk membina hubungan dengan orang lain ?
v  Sebagian orang ingin menghabiskan waktu sendiri. Sebagian yang lain ingin bersama orang-orang. Bagaimana kamu menggambarkan dirimu ?
v  Apakah kamu sering untuk lebih memilih mengerjakan sesuatu sendiri ?
v  Apakah akan mengganggu dirimu untuk pergi dalam waktu lama tanpa adanya suatu hubungan seksual ? apakah kehidupan seks terlihat penting atau kamu bisa mendapatkannya sendiri tanpanya ?
v  Jenis aktivitas apa yang kamu senangi ?
v  Apakah kamu dapat mempercayai dengan segera orang yang bukan dari keluargamu ?
v  Bagaimana reaksi kamu jika ada orang yang memujimu ?
v  Bagaimana reaksi kamu jika ada orang yang mengkritikmu ?
v  Dalam proses penilaian, perlu dicatat jika individu ini membuat kontak mata, tersenyum atau memberikan pengaruh secara non verbal.
Beck & Freeman (1990, Hal. 125) mencatat bahwa individu dengan gangguan kepribadian schizoid tampak mempunyai cacat dalam pengamatan persepsi yang mana berakibat dalam mengenal lingkungan. Kecacatan persepsi ditandai oleh suatu kecendrungan untuk kehilangan perbedaan dan untuk menyatukan variasi unsur-unsur dari pengalaman. Persepsi dari suatu peristiwa dicampurkan, dikacaukan, dan tidak dibisa dibedakan. (Millon, 1996, hal. 231). Ini hanya dilayani untuk menambah ketakukan mereka dari keakraban dan sungguh membatasi pengalaman hubungan antar pribadi. Dampak dari pengasingan adalah tidak cukupnya kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial dan kegagalan dalam memperbaiki perilaku yang tidak biasa. Group sosialisasi memberikan tawaran untuk memperbaiki pembelajaran pengalaman dengan orang lain; mereka juga melibatkan intensitas hubungan antar pribadi yang lebih rendah dibandingkan perawatan individual. Pengobatan sering mendidik dalam merencanakan dan mengarahkan pembelajaran sosial yang pantas, tata krama dan kebiasaan sosial. Dan kenyamanan sosial. (Stone, 1993, hal. 185).
Strategi bidang pendidikan mungkin efektif dalam bekerja terhadap individu dengan gangguan kepribadian schizoid untuk mengidentifikasikan hal positif dan negative dari emosi mereka. Mereka dapat menggunakan identifikasi afek untuk mempelajari tentang : 1) emosi mereka sendiri, 2) emosi yang mereka timbulkan terhadap orang lain, 3) perasaan yang mungkin timbul terhadap orang-orang yang berhubungan dengan mereka,. Proses ini dapat  memberikan nilai dalam pembentukan kemampuan untuk berempati terhadap individu ini (Will, Retzlaff, ed., 1995, hal. 95).
Penekanan terhadap individu dengan gangguan kepribadian schizoid boleh meliputi menjabarkan konsep diri mereka dan pandangan terhadap keberadaan mereka di dunia. Konfrontasi akan menjadi minimal. Sebagai gantinya akan memperjelan hubungan emosi terhadap pemikiran dan mendorong klien untuk melihat kenyataan. Menjadi waspada terhadap kecenderungan klien dengan gangguan kepribadian schizoid dalam kepasifan mereka dengan bekerja keras dan mereka melakukannya dalam proses perawatan (Dorr, Retzlaff, ed., 1995, p. 196)

Tujuan Pengobatan
Individu dengan gangguan kepribadian schizoid jarang mencari pengobatan, mereka lebih sering dicukupi dengan apa yang bisa membuat mereka lebih dihargai oleh orang lain sebagai suatu keberadaan yang sedikit. Jika keluarga mendesak atau keadaan lingkungan yang membawa individu dengan gangguan kepribadian schizoid kedalam perawatan, Oldham (1990, hal 280) menyatakan bahwa tujuan pengobatan menjadi lebih praktis dan mendukung. Tujuan tersebut harus diarahkan dengan mengurangi dalam pengasingan social dan mempromosikan penyesuaian yang efektif ke dalam lingkungan social. (Livesley, ed., 1995, hal. 66).
Tujuan pengobatan yang dialamatkan terhadap penggunaan alcohol dan obat-obatan harus realistis dan praktis. Individu ini akan membalas dengan tenang petunjuk tingkah laku yang mereka tidak suka dan tidak berniat mempertahankannya. Misalnya menahan nafsu. Mereka tidak secara langsung membantah tetapi hanya menantikan penyedia jasa atau program pengobatan keluar dari kehidupan mereka , jadi mereka bisa memulai lagi perilaku yang pada intinya tidak pernah mereka harapkan untuk dihentikan. Mungkin ada beberapa individu dengan gangguan kepribadian skizoid akan mempertimbangkan tujuan pengobatan itu akan mengurangi bahaya atau konsekuensi negatif dari penyalahgunaan obat, misalnya tehnik mengurangi bahaya. Adalah penting untuk secara langsung dan terbukan tentang berbagai kemungkinan realistis dari berbagai tujuan pengobatan dan untuk menekankan pilihan terhadap tingkah laku, sikap, atau mempangaruhi perubahan selalu tersisa pada klien.

Pengobatan Diagnosa Ganda
Pengobatan Ketergantungan Pada Gangguan Kepribadian Skizoid

Kluster A : Insiden Terjadinya Gangguan Penyalahgunaan Zat
Gangguan kepribadian schizoid dalam kluster A adalah gangguan kepribadian “ aneh atau sinting” (DSM –IV, 1994, hal 629). Kluster A menghadirkan kembali insiden yang rendah dari   unsur dasar gangguan penyalahgunaan obat dari 3 kelompok gangguan kepribadian pada DSM-iv (Nace, 1990, hal 184). Miskinnya pengalaman hubungan social oleh individu dengan gangguan kepribadian schizoid turut campur dalam terkenanya mereka dengan penggunaan obat-obatan dan budaya konsumsi alcohol. Mereka mempunyai keterampilan yang kecil dan membatasi kecendrungan untuk
Pada sisi lain, individu ini adalah mangsa gampang untuk gangguan kepribadian yang semakin agresif seperti gangguan kepribadian antisocial. Ada banyak kejadian pada pengobatan keduanya, tipe pasien yang dirawat di rumah sakit dengan pasien yang berobat jalan, dimana individu dengan gangguan kepribadian schizoid menjadi tanda klien yang lebih buas dan diperkenalkan dan diajarkan bagaimanan cara memperoleh berbagai obat.

Obat Pilihan untuk Gangguan Kepribadian Skizoid
Selagi tidak ada pola tunggal dari bahan dasar yang digunakan atau disalahgunakan dapat dikenali untuk gangguan kepribadian yang manapun. Individu dengan gangguan kepribadian schizoid boleh jadi lebih tertarik terhadap ketenangan jiwa yang terpengaruh rasa birahi dan seni cinta akibat obat bius. Milkman dan Sunderwirth (1987, hal xiv-xv) menyatakan bahwa dari sebuah bentuk pandangan psikologi, pilihan obat tergantung dari hal positif “cocok” dengan gaya umum yang individu hadapi. Obat yang dipilih dapat berfungsi sebagai suatu mekanisme pertahanan farmakologik. Untuk individu dengnan gangguan kepribadian schizoid, lebih mungkin terjadi ketergantungan untuk menjadi khayalan yang memaksa dan sebuah kecendrungan untuk mencari obat yang dapat mengalami rasa birahi dan seni cinta akibat obat bius, hal itu menyediakan perjalanan imajinasi seperti dengan LSD, Psilocybin dan peyote.
Ganja mungkin menjadi obat ego syntonic tunggal untuk individu dengan  gangguan kepribadian schizoid. Ini memberikan suatu pelepasan dari khayalan dan jarak dari orang lain, menyediakan suatu pengalaman internal yang lebih kaya daripada individu ini menciptakan secara normal, dan mengurangi suatu perasaan internal tentang kehampaan dan kegagalan untuk mengambil bagian dalam hidup. Obat tersebut dapat tingkat suatu kebutuhan seperti akan menjadi nilai yang lebih besar untuk individu ini daripara hubungan perseorangan, dan oleh karena itu akan menimbulkan masalah hubungan dengan seorang penasihat, ahli mengobati atau anggota kelompok. Meskipun demikian, Walant (1995, hal 171 – 175) percaya bahwa perawatan harus menunjukkan kecendrungan pecandu jatuh sepenuhnya butuh terhadap obat yang diberikan. Suatu usaha harus dilakukan untuk menggeser objek dari obat yang digunakan dan kembali kedunia nyata.
Alkohol, siap tersedian dan aman untuk diperoleh, adalah obat lain yang nyata menjadi pilihan oleh individu ini. Sebagian menggunakan ganja dan alcohol dan melihat melihat salah satu point saling meningkatkan. Mereka tidak menggunakan ganja dan alcohol untuk penghambatan social seperti pada individu dengan gangguan kepribadian menghindar; mereka mungkin menggunakannya untuk pengasingan diri terhadap efek dalam proses internal. Seperti itu, mereka tetap tidak mudah terkena konskuensi negative dalam penggunaan yang sedikit. Mereka juga cenderung untuk mempertimbangkan penggunaakn untuk bisnis tetapi untuk mereka sendiri. Jika mereka dipaksa untuk mengikuti pengobatan karena undang-undang atau tekanan keluarga, mereka mungkin patuh dengan program yang diberikan tetapi memelihara suatu kepastian internal dimana mereka akan kembali ke penggunaan obat sesegera mungkin jika hukuman sudah dipindahkan. Yang utama, individu dengan gangguan kepribadian schizoid  mempunyai pertahanan tinggi untuk dipengaruhi tetapi tetap cenderung tunduk terhadap figur yang mempunyai kekuasaan dengan suatu perjuangan yang aktif melawan terhadap permintaan; mereka secara sederhana akan menunggu sampai mereka bebas dari tekanan untuk kembali pada perilaku yang mereka sukai.

Pengobatan Diagnosa Rangkap pada Gangguan Kepribadian Skizoid
Tergantung dari tingkat keparahan gangguan kepribadian, pola penggunaan obat dan akibat tidak stabil terhadap individu dengan gangguan kepribadian schizoid dapat menjadi serupa dengan penyakit mental serius yang didiagnosa dari populasi. Misalnya, ketidakstabilan yang dicetuskan mungkin lebih baik daripada penyalahgunaan obat. Ketika stabilitas psikiatri cukup untuk mendukung sedapat mungkin terhadap penggunaan alcohol dan obat-obatan, individu ini sering tidak mempunyai hubungan social atau dukungan antar pribadi yang cukup untuk menghentikan secara efektif pada awal penggunaan obat  atau untuk mendukung pada pantangan gaya hidup. Oleh karena itu pengobatan harus ditujukan untuk mengembangkan dukungan social yang cukup untuk membantu perkembangan pantangan tanpa menaklukkan mereka dengan suatu tingkat yang tidak tertahankan dari sebuah hubungan yang dekat dengan orang lain. Mereka akan maju dengan pesat dalan 12 Langkah Pertemuan jika tingkah laku mereka cukup sesuai untuk diterima didalam komunitas pertolongan diri. Jika tidak, mereka membutuhkan pertemuan penyembuhan ganda tanpa nama atau pertemuan AA/NA yang dihubungkan dengan pusat kesehatan jiwa masyarakat dimana sering mempunyai toleransi lebih besar untuk perilaku tidak biasa atau penampilan pribadi yang gelisah.
Pendidikan psikologi penting untuk diberikan, tidak saja karena itu merupakan suatu alat yang efektif dalam unsur pengobatan penyalahgunaan obat, tetapi juga karena bisa keduanya menerima dan diolah pada suatu tingkatan intelektual. Intervensi mendalam terhadap insight dan ekspresi afektif mungkin membingungkan dan mengancam klien dengan gangguan kepribadian schizoid. Mereka dapat lebih siap untuk mengerti dan menerima informasu yang disampaikan kepada mereka tanpa intensitas, tekanan atau isi yang dimuat secara emosional. Individu ini akan menarik diri dari pertikaian dan interaksi perdebatan tetapi akan bisa menggunakan konsep yang kemudian bisa memudahkan perubahan sikap. Tehnik wawancara yang membangkitkan motivasi memberikan akibat penguna alcohol dan obat-obatan bisa efektif dalam memberikan klien ini dengan informasi yang mereka butuhkan sebagai pertimbangan untuk pantangan yang memberikan keuntungan.
Individu dengan gangguan kepribadian schizoid tidak akan berhasil dengan baik dalam pengobatan konfrontasi. Mereka efektif dalam menarik diri dari situasi yang tidak menyenangkan tanpa membutuhkan pelepasan secara fisik. Mereka tidak akan menerima atau mendapatkan keuntungan dari berbagai pendekatan yang mengasumsikan kekuatan hubungan antar pribadi lebih besar daripada yang mereka punyai. Dengan cara yang sama, pantangan tidak bisa menjadi suatu prasyarat dalam pengobatan. Dasar dinamika kepribadian dalam gangguan kepribadian skizoid, suatu pantangan harus menjadi tujuan yang datang untuk membuat suatu pengertian kepada mereka secara teori jika hal itu diharapkan untuk dicapai tanpa paksaan.
Jika individu dengan gangguan kepribadian dikirim ke penjara, mereka akan jadi mangsa yang mudah dan memerlukan perlindungan dari populasi secara umum. Mereka tidak mengambil isyarat hubungan antar pribadi yang cukup memuaskan tidak pula mereka secara interpersonal cukup dominan untuk menghindari penipuan dari narapidana yang lebih agresif. Dalam pengaturan seperti pengobatan yang serius, peluang terhadap unsur penyalahgunaan zat atau pengobatan diagnosa rangkap mungkin lebih diterima – terumata sekali jika mereka melibatkan pemisahan dari orang yang lebih berbahaya. Dengan cara yang sama, didalam pengaturan pengobatan diagnosa ganda pada pasien yang dirawat dirumah sakit atau berobat jalan, apakah dalam unsur penyalahgunaan obat atau fasilitas kesehatan mental, individu dengan gangguan kepribadian skizoid mungkin memerlukan beberapa perlindungan dari orang lain yang lebih ganas atau klien yang meledak-ledak. Hal ini tidak perlu mencapai SPDs mungkin tidak menyambut usaha yang tidak melindungi dan mengorganisir. Usaha akan berguna jika dalam pengaturan ini semua individu dengan gangguan kepribadian skizoid dapat menemukan, mengadakan percobaan atau belajar untuk memperoleh obat dengan mereka tidak mempunyai keakraban sebelumnya.
Sharon C. Ekleberry, 2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar