Jakarta, IDI NEWS
Penderita
Hepatitis B dan C di Indonesia mencapai 25 juta orang. Di dunia, penyakit ini
menyebabkan 1,5 juta orang meninggal setiap tahunnya. Menurut kementerian
kesehatan, penularan tertinggi virus hepatitis B dan C berasal dari ibu ke
bayi, dan tenaga kesehatan merupakan profesi paling rentan tertular virus
tersebut.
“Ibu
hamil dalam penyebaran virus hepatitis B dan C adalah sebagai vertical
transmission prevention, karena penularan tertinggi terjadi dari ibu ke bayi”
kata Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Mohammad Subuh
dalam media briefring dengan tema “Masalah Hepatitis Sudah di Depan Mata” di
Jakarta.
Guna
mengantisipasi dan mengeliminir penularan transmisi virus ini, pihaknya tengah
menyiapkan skema agar pencegahan penularan hepatitis B dan C, dari ibu ke anak
masuk dalam program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dengan mengintegrasikannya
dalam antenatal care atau pemeriksaan kehamilan.
Pada
balita, lanjutnya sejak tahun 1997 pemerintah telah memasukkan imunisasi
hepatitis B sebagai program imunisasi nasional. Sedangkan untuk hepatitis C,
hingga saat ini para peneliti dunia belum menemukan obatnya. “Hepatitis C ini
yang menjadi masalah, meski jumlahnya lebih sedikit dari hepatitis B, namun
hepatitis C sama-sama berbahaya karena tidak saja dapat berkembang kronis,
tetapi juga dapat menimbulkan kematian,” Ujarnya.
Sedangkan
pada profesi, tenaga kesehatan dinilainya yang paling rentan, karena terpapar
langsung factor resikonya. Kementerian kesehatan pada tahun 2013 merencanakan
untuk melakukan 5000 sampel dari tenaga kesehatan untuk melihat. Sampai saat
ini saja, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) belum mengcover obat
hepatitis, dan kemungkinan tahun 2013 ini skemanya baru dimasukkan seberapa
besar presentase penyakit tersebut terjadi.
Sementara
itu, Dr. Rino Alvani Gani, SpPD, KGEH dari Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia
(PPHI) menyatakan mahalnya biaya terapi dan obat yang harus dikeluarkan
penderita menjadi persoalan serius untuk mencegah penyakit ini pada fase
kronis.
“Untuk
menjalani terapi dan pengobatan pasien harus mengeluarkan uang sampai ratusan
juta rupiah” katanya.
Penyakit
hepatitis ini di Indonesia sudah seperti gunung es. Salah satu factor disebabkan
karena penyakit ini tidak menimbulkan gejala dan keluhan yang spesifik
(khusus), sehingga banyak penderita yang tidak menyadarinya.” 80 Persen pasien
hepatitis C dan B tidak menimbulkan gejala dan keluhan sampai terjadinya
keluhan di hati”.
Hepatitis B dan C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar